cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23016051     EISSN : 25484907     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunicasi is published by the Magister of Communication Science Program, Department of Communication, Faculty of Social and Political Science Diponegoro University. I has registered number of LIPI, ISSN 23016051 (print), ISSN 25484907 (Online). This journal has aim to disseminate critical and original analysis from researchers and academic practitioners on various contemporary social and political issues both local and foreign.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2013): July 2013" : 10 Documents clear
Kampanye Politik di Televisi sebagai Budaya Populer Ria Rahmatul Istiqomah
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.284 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.193-200

Abstract

Abstract :Politics and culture are elements that open so they can do the interpenetration for embedding code that forms a cultural political behavior utilization of popular culture in a political behavior is considered as a new strategy in the world of politics. Political victory in the 2004 election victory of the battle is a portrait image of the political stage. Media as the reference potential voters to recognize the figure kandidit. Kandidit image depends on the construction of the image in the media. It is therefore an attempt to be popular in droves by the political elite in order to gain political legitimacy from the people.Keywords: kampenye politics, mass media, popular cultureAbstraksi :Politik dan budaya merupakan unsur yang terbuka sehingga keduanya dapat melakukan interpenetrasi untuk melakukan penyatuan kode yang membentuk suatu perilaku politik cultural Pemanfaatan budaya populer dalam sebuah perilaku politik dianggap sebagai strategi baru dalam dunia politik. Kemenangan politik pada pemilu 2004 adalah potret kemenangan pertarungan citra dipanggung politik. Media menjadi rujukan calon pemilih untuk mengenali sosok kandidit. Citra kandidit bergantung pada konstruksi citra di media. Oleh karena itu upaya untuk menjadi populer berbondong-bondong dilakukan oleh para elit politik dengan tujuan mendapatkan legitimasi politik dari masyarakat.Kata Kunci : Kampenye Politik, Media Massa, Budaya Populer
Sosok Calon Legislatif Lokal dalam Iklan-Iklan Politik (Kajian semiotika terhadap Iklan-Iklan Politik Calon Legislatif Lokal di Media Massa Cetak Lokal Jawa Tengah) Hedi Pudjo Santosa
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.179 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.104-116

Abstract

Abstract :Political advertising are not different to product promotion, in which both are trying to sell something to specific consumers. Political advertising seems more complex than product advertising or public service advertising. It can reach several targets in the same time such as increasing candidate’s popularity, convincing voters who are still confused to make choices, gaining supports, attacking rivals and opponents, explaining the vision and mission, and maintaining the image of the candidate. Generally, personal advertising for legislative candidate has simple character although in some cases it is presented in complicated way. Most of the personal advertising contains promise of party and candidate that is presented excessively, but it has poor data quality and fails to provide verification efforts. Even if there is an evidence, it is sometimes too complicated to be understood and often arise debates.Keywords: political advertising, local canditatesAbstraksi :Iklan politik tidak berbeda dengan promosi produk. Keduanya berusaha menjual sesuatu kepada sasaran konsumen tertentu. Memang iklan politik terlihat lebih rumit daripada iklan produk atau iklan layanan masyarakat. Tapi, jika berhasil, iklan politik bisa meraih sejumlah target, seperti meningkatkan popularitas calon, meyakinkan pemilih yang masih bingung untuk menentukan pilihan, meraih dukungan, menyerang pesaing dan penentang, menjelaskan visi dan misi, dan menjaga citra sang calon. Iklan personal calon anggota legislatif (caleg) umumnya bersifat sederhana sekalipun demikian sejumlah iklan yang dimuat di media massa terasa sedikit lebih kompleks. Hampir semua iklan tersebut berisi janji-janji dari partai dan kandidat yang disampaikan secara berlebihan, penuh dengan klaim akan tetapi miskin data dan upaya pembuktian. Kalaupun ada pembuktian, maka pembuktian itu terlalu rumit untuk dipahami dan bahkan memicu perdebatan.Kata Kunci: iklan politik, calon legislatif
Dinamika Sistem Pers di Indonesia Inge Hutagalung
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.832 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.156-163

Abstract

Abstract:After the government ratifies law number 40 year 1999 Indonesia has applied the social responsibility theory of press. In the theory, press freedom has responsibility to public. Different from law number 11 year 1966 juncto law number 21 year 1982 that gave the authority to the government to control the press system, law number 40 year 1999 gives the authority to public.In facts in the context of freedom and commercialization,Indonesia’s press system has established media pluralism. It is the continuity of the New World Information and Communication Order. In the NWICO, it does not reflect media efforts to build public sphere since the last half of 1980 as the part of social responsibility in which ittrullyestablishes public freedom against the shackle of political and economic power.However, the Indonesian press industry has been in the domination of media conglomeration. Whether conscious or not, globally it is the part of penetration and expansion of capitalism and political power.Keywords: press system, social responsibility, media pluralism, media conglomeration, expansion of capitalism.Abstraksi :Di Indonesia, sejak pemerintah mengundangkan UU no 40 tahun 1999, secara normatif, pers Indonesia telah menganut teori pers tanggungjawab sosial (kebebasan pers yang bertanggung jawab pada masyarakat/kepentingan umum). Berbeda dengan UU no 11 tahun 1966 juncto UU no 21 tahun 1982 yang memberi kewenangan pada pemerintah untuk mengontrol sistem pers, UU no 40 tahun 1999 memberi kewenangan kontrol kepada masyarakat.Dalam pelaksanaannya, sistem pers Indonesia dewasa ini berada dalam kontek kebebasan dan komersialisasi yang telah menciptakan pluralisme media, yang pada hakekatnya merupakan kelanjutan Tata Komunikasi Dan Informasi Dunia Baru - dimana sejak paruh tahun 1980-an tidak lagi mencerminkan upaya media untuk membangun public sphere (sebagai bagian tanggung jawab sosial) yang benar-benar membebaskan masyarakat dari cengkraman kekuasaan: politik maupun ekonomi.Sistem pers yang ada dalam ranah media di Indonesia telah didominasi segelintir pemilik modal dalam industri pers Indonesia yang disadari atau tidak --- juga merupakan bagian dari penetrasi dan ekspansi kapitalisme dan kekuatan politik secara global.Kata kunci: sistem pers tanggung jawab sosial, pluralisme media, dominasi pemilik modal, ekspansi kapitalisme.
Siaran Iklan di Tengah Acara Edukasi Anak Mumuk Mukaromah
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.88 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.124-133

Abstract

Abstract :Impressions for children containing the values of education, manners, entertainment, aesthetic appreciation, and growth of a child’s curiosity about the environment, storytelling style. Broadcast advertisements that appear on the television with segmentation for children should displays this values such as part of the media’s social responsibility to the community as the owner of a public frequency.This study aims to determine how exactly the application procedures of advertisements broadcast on television can be eligible to show and how the internal rules of the Trans 7 television about broadcast advertising.This study uses a constructivist interpretive paradigm with a descriptive qualitative research method, using a case study research strategy, with a holistic single case design on broadcast advertising in children’s program that aired on Trans 7 at 12:30 to 15:30 pm during mid-January to mid-February 2011.Social Responsibility of Media Theory can be applied in this study because this theory combines independence of media by an obligation to the community as owner of broadcast frequencies. The main runway is the assumption that media perform essential functions in society, the media should function as an obligation to carry out the provision of information and provision of facilities for a variety of different views, the emphasis on the independence of the media to the maximum, consistent with obligations to the community, there is a standard of achievement certain media in the work that can be expressed and should be guided.Empirical reality suggests that Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) by KPI especially for broadcast advertising, addressed seriously by Trans 7 to provide standards that must be adhered by advertisers before riding impressions in the form of media order and the advertisement must be accordance with the Ethics Pariwara Indonesia (Etika Pariwara Indonesia ), has sensor graduate certificate (STLS) from the LSF and the technical provisions of the Trans 7 about broadcast commercials. Internal policies such as censorship of advertising conducted by the Marketing, Public Relations and Traffic by watching the broadcast commercials that could potentially violate the rules of the KPI. But internal censorship in trans 7 yet optimally coordinated and institutionalized formally so often broadcast advertising get a warning from the KPI..Keywords: advertising, impressions show for children,media responsibilityAbstraksi :Tayangan untuk anak mengandung nilai-nilai pendidikan, budi pekerti, hiburan, apresiasi estetik, dan penumbuhan rasa ingin tahu anak tentang lingkungan sekitar, gaya penceritaan, tampilan disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Siaran iklan yang tampil di acara televisi dengan segmentasi anak-anak hendaknya mengedepankan nilai-nilai tersebut sebagai bagian dari tanggung jawab sosial media kepada masyarakat sebagai pemilik frekuensi publik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur penerapan siaran iklan di televisi khususnya di Trans 7 sehingga dapat layak tayang dan bagaimana aturan internal Trans 7 mengenai penayangan iklan.Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif konstruktivis dengan metoda penelitian deskriptif kualitatif, menggunakan strategi penelitian studi kasus dengan desain kasus tunggal holistik tentang siaran22iklan di acara anak Trans 7 yang tayang pada pukul 12.30-15.30 WIB selama pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2011.Teori tanggungjawab sosial media dapat diterapkan dalam kajian ini karena teori ini menggabungkan kemandirian media dengan kewajiban terhadap masyarakat sebagai pemilik frekuensi siaran. Landasan utamanya adalah asumsi bahwa media melakukan fungsi yang esensial dalam masyarakat, media memiliki kewajiban untuk melakukan fungsi sebagai penyedia informasi dan penyedia sarana bagai berbagai pandangan yanga berbeda.Penekanan pada kemandirian media secara maksimum, konsisten dengan kewajibannya kepada masyarakat, terdapat standar prestasi tertentu dalam karya media yang dapat dinyatakan dan dipedomani.Realitas empirik menunjukkan bahwa Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) yang dikeluarkan oleh KPI khususnya tentang siaran iklan, disikapi secara serius oleh lembaga penyiaran Trans 7 dengan memberikan standar- standar yang harus dipatuhi oleh pemasang iklan sebelum naik tayang dalam bentuk media order dengan adanya kewajiban bahwa iklan yang bersangkutan telah sesuai dengan Etika Pariwara Indonesia, memiliki STLS (Suarat Tanda Lulus Sensor) dari lembaga sensor film dan ketentuan teknis dari pihak Trans 7 mengenai pemasangan siaran iklan. Kebijakan internal berupa penyensoran iklan dilakukan oleh bagian Marketing, Public Realtions dan Traffic iklan dengan melakukan pengamatan terhadap iklan tertentu yang berpotensi melanggar aturan dari KPI. Tetapi bagian penyensoran iklan ini belum terkoordinasi dan terlembaga secara resmi dan optimal sehingga seringkali masih ada siaran iklan yang mendapatkan teguran dari KPI.Kata Kunci: iklan, tayangan anak, tanggungjawab media
Representasi Suara Sensual Perempuan dalam Iklan Radio Suhariyanto Seno
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.67 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.164-171

Abstract

Abstract :The women tobe focus of critical speech about journalism,media,and gender Within product advertised in radio media,woman usually represent in specific stereotype consequence from dominant culture Ideology masculine used concept representation of theory by stuart hall(1979) This article try to eksploration how sensual voice of woman Cinta bella represent woman.she has sensual voice and tempt,so she can interest radio listener. Meanwhile listener interested.they will buy product.it is advertised by radio media This matter indicated that radio media to neglect”journalism perspective gender concept”to represent special approach include the woman.Keywords: sensual voice of woman,woman representation, stereotypeAbstraksi :Perempuan menjadi fokus dalam wacana kritis tentang jurnalisme, media dan gender. Dalam produk iklan di media radio, wanita biasanya mewakili dalam stereotip tertentu konsekuensi dari adanya budaya yang dominan, ideologi maskulin. dengan menggunakan konsep Teori Representasi oleh Stuart Hall (1979) artikel ini mencoba untuk mengeksplorasi bagaimana suara sensual wanita, Cinta Bella, mewakili sebagai wanita yang mempunyai suara sensual dan menggoda, sehingga dia bisa menarik pendengar radio. Sementara itu pendengar tertarik dan akan membeli produk yang di iklankan oleh media radio. Hal ini menunjukkan bahwa media radio mengabaikan”jender perspektif jurnalisme konsep” yang memiliki pendekatan khusus yang meliputi wanitaKata kunci: suara sensual wanita, representasi perempuan, stereotipe
Kartun Mengkritik Dampak Sosial Bencana Alam Ponang Limpad Wirawan; Sumekar Tanjung
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.842 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.117-123

Abstract

Abstract :This study was to describe the social reality in expressing media criticism through editorial cartoons. As visual form, editorial cartoons can explain to readers about media opinion and media criticism toward actual phenomenon, especially about Merapi Mount eruption disaster in Kedaulatan Rakyat daily newspaper .This study has three main results. First, there is a tendency of the use of ethics and morality in a criticism to avoid conflict. Second, the editorial cartoons are always trying to connotes an actual topic with ethical value system in a symbolic act of the local society. Third, related to the criticism in editorial cartoons is more neutral with the purpose to giving feedback for government, victims of disasters or even the readers.Keywords: editorial cartoon, social criticism, semiotics, disaster, local newspaperAbstraksi :Kata Kunci:Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas sosial dalam mengekspresikan kritik melalui media kartun editorial. Sebagai bentuk visual, kartun editorial dapat menjelaskan kepada pembaca tentang pendapat media dan kritik media terhadap fenomena yang sebenarnya, terutama tentang Gunung Merapi bencana erupsi di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat.Penelitian ini memiliki tiga hasil utama. Pertama, ada kecenderungan penggunaan etika dan moralitas dalam kritik untuk menghindari konflik. Kedua, kartun editorial selalu berusaha untuk berkonotasi topik aktual dengan sistem nilai etis dalam tindakan simbolis dari masyarakat setempat. Ketiga, berkaitan dengan kritik dalam kartun editorial yang lebih netral dengan tujuan untuk memberikan umpan balik bagi pemerintah, korban bencana atau bahkan pembaca.Kata Kunci : kartun editorial, kritik sosial, semiotika bencana, surat kabar lokal
Coorporate Social Responsibility : Bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Kepedulian Perusahaan dengan Masyarakat Suparman Suparman
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.474 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.172-184

Abstract

Abstract :Corporate Social Responsibility is performed as an institution’s planned, active, and continuing participation with and within a community to maintain and enhance its environment to the benefit of both the institution and the community. Community relations will reduce conflict and help to discover the best policy that lead to well being community throught the establishment of social capital as part of corporate social responsibility. At the macro level, the system approach and communitarian approach give perspectives to explain the interaction between organization with is environment. At the mezzo level, the corporate social responsibility shoult be supported by its function in organization. Finally at the micro level, public relations practitioners should take a signifikant role in organizationKey words : corporate social responsibility, system approach, social responsibility, public relationsAbstraksi :Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dilakukan seperti apa yang telah direncanakan lembaga, bersifat aktif dan partisipasi dalam masyarakat untuk mempertahankan serta meningkatkan lingkungan untuk kepentingan antara lembaga dan masyarakat. Hubungan masyarakat akan mengurangi konflik dan membantu untuk menemukan kebijakan yang terbaik dan mengarah pada kesejahteraan masyarakat seperti pembentukan modal sosial sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Pada tingkat makro, pendekatan sistem dan pendekatan komunitarian memberikan perspektif untuk menjelaskan interaksi antara organisasi dengan lingkungan adalah sangat penting. Pada tingkat meso bersifat operasional dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan sehingga tanggung jawab sosialnya didukung oleh fungsinya dalam organisasi. Namun pada tingkat mikro, prkatisi public relations harus mengambil peran secara signifikan dalam organisasi perusahaan.Kata Kunci : Tanggung Jawab Sosial perusahaan, Pendekatan Sistem, Tanggung Jawab, Public Relations
Konservasi Berbasis Komunitas (Studi Tentang Strategi Branding Universitas Negeri Semarang Sebagai Universitas Konservasi) Riki Arswendi
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.006 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.134-144

Abstract

Abstract :Semarang State University formerly known as the Institute of Teacher Training and Education (Teachers’ Training College) Semarang. Brand Semarang Teachers’ Training College as a college graduate educators who produce so powerful in society today. In fact, the State University of Semarang Semarang Teachers’ Training College is different from that seen in the opening of the non-education courses and non-education faculties like law school. On March 30, 2010, State University of Semarang declared itself a university conservation. Branding is a conservation organization communication strategy as repotioning Unnes among other universities in Indonesia. Conservation community ultimately makes internal and external to the organization as a tool to achieve organizational objectives are referred to as strategic communication.Keywords: Komunikasi strategis, Branding, Universitas Negeri Semarang.Abstraksi :Universitas Negeri Semarang dahulu bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang. Brand IKIP Semarang sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana pendidik begitu kuat di masyarakat hingga saat ini. Padahal, Universitas Negeri Semrang berbeda dengan IKIP Semarang hal itu tampak pada pembukaan program studi non kependidikan dan fakultas non kependidikan seperti fakultas hukum. Pada tanggal 30 Maret 2010 Universitas Negeri Semarang mendeklarasikan diri sebagai universitas konservasi. Branding konservasi adalah strategi komunikasi organisasi sebagai repotioning Unnes di antara universitas lainnya di Indonesia. Konservasi pada akhirnya menjadikan komunitas internal dan eksternal organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi yang disebut sebagai komunikasi strategis.Kata kunci : Komunikasi strategis, Branding, Universitas Negeri Semarang
Kajian Semiotika tentang Etika Komunikasi Anas Urbaningrum dalam Pengaruh Budaya Jawa Utami Setyowati
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.964 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.185-192

Abstract

Abstract :Basically Javanese people are identically with calm attitude, such as : polite, friendly, tender and humble. They are tend to pay attention and respect to people whom talk to. Moreover, Javanese is one of language that having high civilization. Usually people speak in Javanese by selecting vocabulary that adjusting to people whom talk to.Related to the ethics of communication, the article tries to elaborate the Anas’ statements in Javanese, such as : “politik para sengkuni” and “nabok nyilih tangan” in semiotics studies. However, semiotics is devide into semantic, syntactic and pragmatic. Semiotic perspective is not only focus on the words, but language structure, community and culture also.According the Anas’ statements, we conclude that Anas’s statements have two meanings. First, in descriptive ethical analyzing states that Anas’ statements are normal because Anas is Javanese people who like to use symbol to express their feeling. Second, in normative ethical anaylizing, the statements are impolite because they are uttered to the elder people.Key words : communication ethics, culture, semiotic.Abstraksi :Secara umum orang Jawa identik dengan sikap sopan, segan, lebih menyembunyikan perasaan atau tidak suka langsung berterus terang, menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataan maupun obyek yang diajak bicara. Hingga saat ini pun bahasa Jawa masih dianggap sebagai bahasa yang memiliki peradaban tinggi karena bahasa tersebut memiliki strata yakni tingkatan bahasa yang diucapkan dengan pemilihan kata yang disesuaikan dengan obyek yang diajak berbicara atau dengan siapa kita berkomunikasi.Berkaitan dengan etika berkomunikasi, artikel ini menguraikan tentang pernyataan dari Anas Urbaningrum yang menggunakan istilah dalam budaya atau bahasa Jawa yakni “politik para sengkuni” dan “nabok nyilih tangan” dalam kajian semiotika. Pada dasarnya kajian semiotika terbagi dalam 3 (tiga) hal, yakni : semantik, sintaktik dan pragmatik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam prespektif semiotika, pemahaman bukan hanya pada kata-kata, melainkan juga pada struktur bahasa, masyarakat dan budaya dengan unsur komunikasi didalamnya.Berdasarkan kajian semiotika, dapat disimpulkan bahwa pernyataan Anas dalam bahasa Jawa tersebut dalam etika komunikasi mengandung 2 (dua) hal. Dalam etika deskriptif pernyataan Anas adalah wajar mengingat Anas adalah orang Jawa yang kurang lugas dan senang menggunakan simbol. Namun secara etika normatif dianggap tidak sopan karena ditujukan untuk orang yang lebih tua.Kata kunci : etika komunikasi, budaya, semiotika.
Faktor - Faktor yang Memengaruhi Kecemasan Berrkomunikasi di Depan Umum (Kasus Mahasiswa Fakultas Dakwah INISNU Jepara) Khoirul Muslimin
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2013): July 2013
Publisher : Master of Communication Science Program, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.228 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.2.2.145-155

Abstract

Abstract :Communication anxiety seems to be a reasonable thing happens in daily life. This is the reason that anxiety in communicating in public is a psychological phenomenon that must occur in every student. It’s just the issue of consent becomes a pathological phenomenon when anxiety is excessive. . This anxiety that produces a negative impact on student self, one in the academic field.This study aims to determine the factors causing anxiety to communicate in public on student faculty propaganda, with the study design using quantitative descriptive research. Sampling technique in this study is the total sampling as many as 107 students of the Faculty of Dakwah INISNU Jepara. While the analysis of data using multiple regression techniques.Based on calculations using the statistical regression coefficient formula obtained results that the factors that affect communication in public anxiety that degree of evalution, subordinate status and lack of communication skills and experience.Keywords: Degree evaluation, subordinate status. Lack of skills and experience, communication anxiety in public.Abstraksi :Kecemasan berkomukasi tampaknya menjadi sesuatu yang wajar tejadi dalam kehidupan keseharian. Ini dengan alasan bahwa kecemasan dalam berkomunikasi di depan umum merupakan gejala psikologis yang pastinya terjadi pada setiap mahasiswa. Hanya saja persoalan yang dianggap wajar tersebut menjadi sebuah fenomena patologis ketika kecemasan itu berlebihan. . Kecemasan ini menghasilkan pengaruh yang negatif pada diri mahasiswa, salah satunya dalam bidang akademik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab timbulnya rasa cemas berkomunikasi di depan umum pada mahasiswa fakultas dakwah, dengan rancangan penelitian menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling sebanyak 107 mahasiswa Fakultas Dakwah INISNU Jepara. Sedangkan analisis data menggunakan teknik regresi berganda.Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan menggunakan rumus koefisiensi regresi diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan berkomunikasi di depan umum yaitu perasaan sedang dievaluasi, merasa orang lain memiliki kemampuan berkomunikasi yang lebih baik, dan kurangnya kemampuan dan pengalaman dalam berkomunikasi.Kata kunci: Perasaan dievaluasi, subordinate status, kurangnya kemampuan dan pengalaman, kecemasan berkomunikasi di depan umum.

Page 1 of 1 | Total Record : 10